Kamis, 17 Januari 2013

Di Balik Makhluk Hitam dan Kecil Nafian Nurul Aziz (009301249005)



Orang Indonesia termasuk orang timur yang menganut agama. Agama sebagai tuntunan atau pegangan untuk mengatur hidup manusia. Beruntung kita sebagai orang yang menganut agama islam karena hidup kita diatur dengan sebaik-baiknya. Dimulai dari kita jalan menghormati pejalan yang lain dengan berjalan di sebelah kiri dan masih banyak lagi aturan yang membuat kita menjadi lebih baik. Kita sebagai orang yang beriman harus mengikuti aturan atau tata cara tersebut. Dengan begitu kita sudah berfilsafat dengan menjadi orang yang beradab. Karena orang yang beradab adalah orang yang mengikuti aturan atau tata cara.
Kendala orang yang berfilsafat adalah keadaan. Keadaan merupakan potensi dan fakta yang kita jalani. Fakta yang kita jalani ada yang menyenangkan dan mengecewakan. Ketika manusia dalam menjalani hidup mendapatkan kesenangan seakan-akan lupa dengan yang lain. Setelah manusia membutuhkan orang lain baru mencari dan mengejar-ngejarnya. Orang yang berfilsafat seharusnya menjaga komunikasi dengan sesamanya. Situasi dan keadaan membutuhkan peralatan untuk mencapai sesuatu. Demikian juga kita sebagai mahasiswa seharusnya bisa menjaga komunikasi dengan teman, dosen dan mengikuti aturan yang ada di kampus.
Karakter filsafat merupakan puncak berfikir. Dengan keadaan apapun pikiran akan megendalikan tingkah laku. Keadaan tubuh kita semua berfilsafat. Tangan berfilsafat, mata berfilsafat, kaki berfilsafat, hati juga berfilsafat. Semua mengikuti aturan dari hati. Jika hati itu bersih maka yang digerakkan semua menuju kebaikan tetapi jika hati itu kotor maka semua yang digerakkan menuju ke kejahatan. Tetapi pikiran yang akan mengendalikannya. Maka berfikirlah yang positif karena apa yang dipikirkan merupakan doa yang tak terucap.
Berfilsafat mempunyai dua bekal yaitu berfikir dengan logika, rasional dan mempunyai pengalaman hidup. Sampai umur sekarang kita sudah banyak mendapatkan pengalaman dengan merasakan kehidupan sehari-hari. Coba Kita lihat kehidupan semut, dalam kehidupan semut apakah sama dengan yang kita jalani? Semut tidak pernah mengeluh dengan keadaan, Tidak terlihat adanya air mata semut, dan tidak terdengar jeritan semut. Suatu hari raja semut memerintahkan rakyatya untuk membangun kerajaan. Rakyat semut mematuhi perintah raja semut dengan berbondong-bondong, kerja keras, gotong royong membangun kerajaan. Tanpa mengharapkan imbal jasa dari sang raja, rakyat semut ikhlas bekerja siang malam dengan bercucuran keringat demi kemakmuran kerajaan semut dan mempertahankan dari serangan belalang. Setelah berhari-hari kerja keras akhirnya kerajaan semut jadi. Sang raja kemudian mengumpulkan rakyatnya untuk merayakan kerajaan yang sudah dibangun rakyat-rakyatnya. Raja semut senang demikian juga rakyatnya ikut menikmatinya. Raja semut berterima kasih kepada rakyatnya karena dengan kerja keras, gotong royong dan bekerja dengan hati ikhlas kerajaan semut bisa dinikmatinya. Semut juga berfilsafat dengan mematuhi aturan dari atasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar