Kamis, 17 Januari 2013

MENGGAPAI PRESTASI Nafian Nurul Aziz (09301249005)



Prestasi meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Prestasi itu tidak datang dengan sendirinya melainkan perlu usaha dan kerja keras untuk menggapainya. Jika kita mau berprestasi harus ada rencana yaitu  prestasi jangka pendek, jangka menengah dan prestasi jangka panjang. Prestasi juga merupakan kemampuan positif tinking. Positif tingking dilakukan dengan melakukan  kebaikan kepada orang lain. Tetapi tidak mudah berpositif tinking kepada orang lain karena banyak tantangan yang dihadapi, seperti dianggap sombong, didzolimi dan dianggap pailing benar. Bersikap jujur juga banyak resikonya walaupun semua orang mengharapkan kejujuran. Semua itu ada dari pengalaman hidup sehari-hari dan semua orang punya pengalaman yang berbeda-beda sesuai dengan perilaku yang dijalani. Pengalaman dalam mencari ilmu selama disekolahan, dikampus maupun di masyarakat merupakan prestasi yang menunjukkan diri kita sedang menjalani proses dalam kehidupan yang layak mendapatkan apresiasi.  Kita harus bersyukur dengan mempunyai kemampun positif tinking kepada orang lain. Positif tingking bisa memberi keselamatan pada diri sendiri karena jika tidak mempunyai kemampuan positif tingking maka hati kita penuh dengan masalah yang akan menghambat prestasi bagi diri sendiri.
Perbedaan pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di Australia sangat jauh perbedaanya. Jika di Australia pebelajaran itu saling berkaitan dan saling mendukung. Seperti pendidikan di Universitas dengan sekolah saling berhubungan satu sama lain dan tidak merugikan bahkan saling menguntungkan. Siswa sekolah sudah tidak asing lagi dengan mahasiswa yang praktek mengajar di sekolahannya. Para siswa tidak merasa terganggu dengan kehadiran mahasiswa bahkan bisa saling belajar bersama. Guru disekolahan juga tidak merasa terganggu dengan keadaan tersebut. Bahkan bisa saling bertukar pengalaman dan memberikan komentar-komentar yang membangun buat mahasiswa. Sedangkan diindonesia antara Universitas dan sekolah kurang dalam menjalin hubungan pembelajaran. Sehingga mahasiswa yang berkunjung kesekolah merasa sangat asing dan merasa kurang diperhtikan. Keadaan didalam kelas juga sangat aneh jika ada mahasiswa atau observer yang mengikuti pembelajaran didalam kelas. Sangat merasa terganggu jika ada mahasiswa yang datang kekelas dan tidak saling bertukar pengalaman.
Bangsa Indonesia menduduki peringkat ratusan dalam pendidikannya. Karena sedikit sekali dalam membuat karya yang dimasukkan ke jurnal dunia. Untuk bisa keluar negeri dan diperhitungkan dinegara lain tidak cukup dengan ijazah S1 atau S2 saja. Tetapi dengan gelar doktor baru bisa diperhatikan oleh negara-negara lain. Gelar doktor juga tidk langsung diterima begitu saja oleh doktor luar negeri. Butuh kemistri untuk bisa diterima mereka dengan memahami pola pikirnya sejalan apa tidak. Karya-karya lulusan S1 dan S2 masih belum mendapatkan apresiasi, mereka menganggap belum bisa dipercaya dari segi teori-teorinya. Oleh karena itu belajar tidak cukup dengan berhenti di S1 dan S2 saja tetapi harus kontinue sampai akhir hidup. Di dalam agama juga menyarankan untuk terus belajar sepanjang hidup mulai dari lahir sampai liang lahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar