Sabtu, 10 September 2011

Developing Teacher Training Textbooks for Lesson Study in Indonesia


By: Dr.Marsigit, M.A
Reviewed by: Nafian Nurul Aziz
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dinegara ini pemerintah bekerjasama dengan banyak pendidikan konsorsium-konsorsium melakukan inovasi-inovasi dengan meninjau ulang hukum formal pendidikan untuk kemudian diterapkannya. Berkembangnya masyarakat yang besar berdampak pada pendidikan dengan banyak tantangan yang dihadapi guru-guru untuk meningkatkan kualitas mengajar. Pemerintah berjuang meningkatkan mutu guru-guru yang ada dengan menjadikan guru yang profesional. Diharapkan dari profesional guru tersebut merubah paradigma-paradigma mengajar yang monoton menjadi lebih bervariasi mengarah kepada teori-teori baru.
Dalam praktiknya guru tidak mudah, guru harus banyak metode dan sumber-sumber dari berbagai macam sumber. Yaitu dengan buku teks dan yang lebih penting adalah keahlian tinggi yang disertai dengan pengalaman-pengalaman dalam mengajar. Pemerintah dalam memperhatikan guru yaitu dengan memberikan bimbingan, pelatihan-pelatihan, kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran.
Dalam menjalankan program-program yang besar dan kebutuhan-kebutuhan yang panjang, guru juga membutuhkan payung hukum untuk menjamin kesejahteraan hidup dalam mengupayakan pendidikan manusia secara keseluruhan dan agar dalam menjalankan tugas mengajar bisa lebih maksimal.
Proses mengajar dengan memberikan buku panduan buku teks bisa maksimal dan bisa juga kurang maksimal. Akan maksimal jika dalam sekolahan siswa mendapatkan buku dengan cara tidak membeli karena kekuatan ekonomi yang tidak sama. Oleh karena itu pemerintah diharapkan dalam pembagian buku teks lebih merata kepada sekolah-sekolah sehingga semua siswa bisa menikmati pendidikan secara merata. Atau pemerintah memberikan buku yang lebih murah agar siswa mapu membelinya karena buku teks termasuk dalam peningkatan kualitas pendidikan.
      Menurut (Marsigit, 2006) pendidikan matematika indonesia memiliki indikasi yang pencapaian anak-anak dalam subjek matematika dan sains rendah. Itu terlihat dari hasil UAN pada sekolah menengah. Penguasaan anak dalam konsep-konsep matematika dan ketrampilan-ketrampilan dalam menyelesaikan matematika masih rendah.
Dalam kurikulum berbasis sekolah, sekolah menengah pertama harus mendorong murid-murid agar berpikir logis, secara analisa, secara sistematis, secara kritis, dengan kreatif dan mampu berkolaborasi dengan orang lain. Untuk mengajar matematika lebih efektif, guru-guru juga perlu membangun sumber-sumber seperti teknologi informasi, mengajar dengan bantuan dan media lainnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar