Aliran
filsafat yang saya baca adalah Kant. Kant menyatakan bahwa pikiran tanpa isi adalah kosong,
intuisi tanpa konsep
adalah buta. Dari pendapat kant tersebut adanya
hubungan antara pikiran dan isi kemudian antara intuisi dan konsep, tidak bisa
dipisahkan salah satu menonjol atau berdiri sendiri. tidak adalah gunanya
gagasan yang tidak memiliki isi. tidak bergunalah suatu wadah tanpa adanya isi
di dalamnya. kemudian mengenai intuisi tanpa konsep adalah buta. hal ini
sangatlah tepat karena tidak adalah gunanya suatu intuisi tanpa adanya tindak
lanjut terhadap intuisi tersebut, dalam bentuk berusaha mendapatkan pemahaman
yang mendalam mengenai konsep yang intuisinya kita miliki tersebut. jika kita hanya
berhenti sampai kepada intuisi saja tanpa berusaha untuk mengaitkan intuisi
tersebut dengan konsep adalah sama artinya dengan intuisi kita telah menjadi
mitos bagi diri kita. dan sebesar-besar musuh kita berfilsafat adalah mitos.
Kant
juga mengungkapkan bahwa ada paradoks
bagaimana perasaan batin dapat mewakili ke kesadaran diri kita sebagai kita muncul untuk diri kita sendiri. Dari pendapat itu perasaan yang ada pada
hati kita tidak seharusnya menjadi acuan untuk orang lain. Karena perasaan
batin itu lebih ke ego diri sendiri. Alangkah baiknya jika perasaan batin itu
dicerna dengan pikiran sebaik-baiknya sebelum muncul ke orang lain. Kesadaran
sangat membutuhkan intuisi dari dalam diri untuk pengetahuan diri. Konsep
pengetahuan membutuhkan pengalaman yang tidak cepat, tetapi konsep pengetahuan
muncul setelah menembus ruang dan waktu. Disini ruang dan waktu
yang obyektif untuk
segala sesuatu yang diberikan dalam
pengalaman, karena ruang dan waktu berjalan secara empiris nyata.
Konsep
pengalaman dilakukan dengan berbagai macam jalan seperti membaca, berpikir,
berbicara, melakukan, mendengar, melihat dsb. Mustahil kita mendapatkan pengalaman
tanpa usaha. Maka semakin tinggi kita mendapatkan pengalaman maka semakin
tinggi juga konsep pengetahuan yang kita dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar