Prestasi
meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Prestasi itu tidak datang dengan
sendirinya melainkan perlu usaha dan kerja keras untuk menggapainya. Jika kita
mau berprestasi harus ada rencana yaitu
prestasi jangka pendek, jangka menengah dan prestasi jangka panjang.
Prestasi juga merupakan kemampuan positif tinking. Positif tingking dilakukan
dengan melakukan kebaikan kepada orang
lain. Tetapi tidak mudah berpositif tinking kepada orang lain karena banyak
tantangan yang dihadapi, seperti dianggap sombong, didzolimi dan dianggap
pailing benar. Bersikap jujur juga banyak resikonya walaupun semua orang
mengharapkan kejujuran. Semua itu ada dari pengalaman hidup sehari-hari dan
semua orang punya pengalaman yang berbeda-beda sesuai dengan perilaku yang
dijalani. Pengalaman dalam mencari ilmu selama disekolahan, dikampus maupun di
masyarakat merupakan prestasi yang menunjukkan diri kita sedang menjalani proses
dalam kehidupan yang layak mendapatkan apresiasi. Kita harus bersyukur dengan mempunyai
kemampun positif tinking kepada orang lain. Positif tingking bisa memberi
keselamatan pada diri sendiri karena jika tidak mempunyai kemampuan positif
tingking maka hati kita penuh dengan masalah yang akan menghambat prestasi bagi
diri sendiri.
Perbedaan
pendidikan di Indonesia dengan pendidikan di Australia sangat jauh perbedaanya.
Jika di Australia pebelajaran itu saling berkaitan dan saling mendukung.
Seperti pendidikan di Universitas dengan sekolah saling berhubungan satu sama
lain dan tidak merugikan bahkan saling menguntungkan. Siswa sekolah sudah tidak
asing lagi dengan mahasiswa yang praktek mengajar di sekolahannya. Para siswa
tidak merasa terganggu dengan kehadiran mahasiswa bahkan bisa saling belajar
bersama. Guru disekolahan juga tidak merasa terganggu dengan keadaan tersebut.
Bahkan bisa saling bertukar pengalaman dan memberikan komentar-komentar yang
membangun buat mahasiswa. Sedangkan diindonesia antara Universitas dan sekolah
kurang dalam menjalin hubungan pembelajaran. Sehingga mahasiswa yang berkunjung
kesekolah merasa sangat asing dan merasa kurang diperhtikan. Keadaan didalam
kelas juga sangat aneh jika ada mahasiswa atau observer yang mengikuti pembelajaran
didalam kelas. Sangat merasa terganggu jika ada mahasiswa yang datang kekelas
dan tidak saling bertukar pengalaman.
Bangsa
Indonesia menduduki peringkat ratusan dalam pendidikannya. Karena sedikit
sekali dalam membuat karya yang dimasukkan ke jurnal dunia. Untuk bisa keluar
negeri dan diperhitungkan dinegara lain tidak cukup dengan ijazah S1 atau S2
saja. Tetapi dengan gelar doktor baru bisa diperhatikan oleh negara-negara
lain. Gelar doktor juga tidk langsung diterima begitu saja oleh doktor luar
negeri. Butuh kemistri untuk bisa diterima mereka dengan memahami pola pikirnya
sejalan apa tidak. Karya-karya lulusan S1 dan S2 masih belum mendapatkan
apresiasi, mereka menganggap belum bisa dipercaya dari segi teori-teorinya.
Oleh karena itu belajar tidak cukup dengan berhenti di S1 dan S2 saja tetapi
harus kontinue sampai akhir hidup. Di dalam agama juga menyarankan untuk terus
belajar sepanjang hidup mulai dari lahir sampai liang lahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar